Bahasa dan Perbedaan
Bahasa yang digunakan sama, namun salah pengertian sangat bisa terjadi. Yah, begitulah, maka bahasa itu dipertanyakan segala sesuatunya. Biasalah, kan namanya juga hidup di dunia tidak ada yang sempurna. Kata temanku yang rajin beribadah menurut agamanya. Kesempurnaan hanya milik Dia.
Filsafat Pos-strukturalis menjadi dasar pemikiran ini.bahwa, segala sesuatu yang diharapkan sempurna strukturnya, sesungguhnya tidaklah sempurna seperti kelihatannya apalagi seperti harapan.
Filsafat Dekonstruksi memberi jalan kreatif bukan sekedar menolak pemikiran strukturalis itu. Bukan pula sekedar melanjutkan. Tetapi filsafat dekonstruksi memberi alternatif agar pemikiran kita kreatif, kritis, dan menemukan pembaruan-pembaruan. Hal ini sungguh menyegarkan. Apalagi sesuai dengan rasionalisme sekaligus empirisme yang ditemukan secara kritis dalam kritisisme, bahwa tidak ada yang sempurna di atas muka bumi ini,
Bahasa dan perbedaan, ini sangat logis bahwa bahasa diharapkan dapat menjadi jembatan komunikasi dan jembatan ilmiah, dengan segala sistem dan konsepnya yang dapat dipahai manusia; ternyata tidak demikian halnya. Terlalu banyak celah ketidaksempurnaan bahasa. Akibat ketidaksempurnaan ini, dipahami bahwa banyak terjadi kesalahpahaman antar pemakai bahasa yang sama. Bahasa itu sistem perbedaan? Dimensi bahasa bisa dipahami? Secara pasti bahasa bisa dikonsepkan?
Comments
Post a Comment